Tema: Siapa saya?
Nama
saya Anastasia Monita, biasa dipanggil Monita oleh keluarga dan teman-teman
saya. Tinggi badan saya 154 cm dan berat badan saya sebesar 55 kg. Saya
tergolong di dalam kelompok orang-orang yang tergolong cukup pendek. Saya juga
termasuk remaja yang selalu memberontak dan tidak suka dibatasi. Saya akan
setia bahkan rela berkorban kepada orang yang baik kepada saya. Saya sangat
membenci orang yang telah mengkhianati saya.
Saat ini, saya sudah berumur 19 tahun dan
berstatus mahasiswi Universitas Gunadarma, jurusan akuntansi dan sudah berada
di semester kelima atau tingkat tiga. Dan, umur saya akan semakin bertambah tua
seiring berjalannya waktu. Saya sudah memutuskan untuk memilih jurusan
akuntansi jikalau saya bisa melanjutkan pendidikan saya ke taraf yang lebih
tinggi lagi, yaitu kuliah. Saya menyukai pelajaran akuntansi sejak saya duduk
di kelas 2 SMA dan akuntansi menjadi mata pelajaran favorit saya. Dan akhirnya,
keinginan saya untuk kuliah di bidang akuntansi tercapai walau banyak rintangan
yang telah saya hadapi. Saya tidak pernah merasa menyesal telah memilih jurusan
akuntansi sebagai akhir dari latar belakang pendidikan saya. Walaupun terkadang
sering merasa sulit di mata kuliah lainnya, saya tetap menjalani pendidikan
saya dengan suka cita. Inilah konsekuensi dan resiko yang harus saya hadapi
ketika saya memutuskan pilihan terakhir. Dan pada tahun 2013, di semester
delapan saya akan menyusun dan menghadapi skripsi. Pada saat sidang dimulai,
saya akan berhadapan dengan para dosen yang memiliki kemampuan dan kepintaran
yang luar biasa. Sangat menegangkan jika saya memikirkan saat-saat seperti ini
dan menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan. Saya harap, saya bisa
melewati masa seperti ini dengan mudah dan lancar. Saya juga sangat berharap
supaya saya bisa cepat lulus dan bisa langsung mendapatkan pekerjaan setelah
saya diwisuda.
Saya
anak pertama dari tiga bersaudara. Saya adalah seorang remaja Kristiani. Seorang
alumni dari SMA Trinitas, Lippo-Cikarang pada tahun 2009. SMA Trinitas bukanlah
sekolah yang terkenal seperti sekolah Khatolik lainnya. Namun, disinilah
kepribadian positif saya mulai dibentuk dan berkembang Awalnya, saya adalah
seorang remaja yang sangat pemalu, pendiam dan pesimis. Akan tetapi, semua
sifat buruk saya mulai terkikis sejak saya bertemu dengan seorang guru dan wali
kelas yang luar biasa pada saat saya duduk di kelas 3 SMA. Beliau mampu
mengubah pola pikir saya sedikit demi sedikit. Beliau selalu mendukung
keinginan positif anak didikannya. Motivasi dan dorongan seperti inilah yang
mampu membuat diri saya menjadi seorang pribadi yang percaya diri dalam
mengambil keputusan. Saya tidak akan sungkan untuk mencoba segala sesuatu yang
belum pernah saya lakukan. Sesuatu yang baru merupakan tantangan bagi hidup
saya dan membuat hidup saya menjadi lebih ‘hidup’. semua itu saya lakukan
karena saya menganggap kita hidup di dunia ini hanya satu kali dan cukup
singkat. Untuk apa hidup saya yang berarti ini disia-siakan begitu saja. Banyak
hal dan kesempatan yang dapat kita lakukan selama kita masih bisa berjalan,
bernafas, memiliki tubuh yang sehat dan sempurna. Saya tidak boleh kalah dengan
orang-orang cacat dan kurang beruntung lainnya yang mampu mengalahkan
keterbatasan mereka dengan menjadi seorang yang berguna dan hidupnya dihargai
oleh orang lain.
Sejak
kecil sampai saat ini, hidup saya nomaden atau berpindah-pindah. Dan saya
menyukai keadaan seperti ini karena banyak hal yang bisa saya dapatkan dari
kehidupan seperti ini. Saat SMP sampai SMA saya tinggal bersama kedua orang tua
saya dan kedua adik-adik saya. Namun, hidup bersama mereka menyulitkan saya
untuk mendapatkan sesuatu yang baru dan berbagai faktor lainnya yang membuat
saya merasa tidak nyaman hidup bersama orang tua saya. Olehkarena itu, saya
pindah ke rumah nenek saya di Jakarta. Disini, saya tinggal bersama kakek,
nenek, tante dan anak perempuan tante saya. Awalnya, sangat sulit untuk
beradaptasi dengan kehidupan mereka. Pribadi saya selalu memberontak dengan peraturan
yang mereka buat sehingga saya sering beradu pendapat dengan mereka. Namun,
sedikit demi sedikit saya mulai meredam sifat egois dan keras kepala saya.
Tidak lupa saya selalu berdoa kepada Tuhan supaya Dia mampu menolong saya.
Awalnya, sungguh sangat sulit menjalani hidup saya, melawan ego saya dan
mencoba untuk tidak menjadi seorang pendendam. Kegagalan selalu menghantui
kehidupan saya dalam mencoba beradaptasi. Akan tetapi, saya tidak mau kalah
dengan kegagalan saya dalam beradaptasi. Sedikit demi sedikit saya mampu
menekan sifat buruk saya dan pada akhirnya saya mampu hidup dengan damai
bersama keluarga baru saya di Jakarta. Saya merasa sangat senang karena mampu
mengatasi semuanya. Saya juga sangat berterima kasih kepada Tuhan atas berkat
dan keajaiban yang telah Dia berikan kepada saya. Tanpa adanya campur tangan
Tuhan, hidup saya tidak akan berubah dan bermakna.
Nama:
Anastasia Monita
NPM:
23209029
Kelas: 3EB19